SDGs Goals
Bandung – Pada 1 November 2024, Telkom University Open Library membuka bulan November dengan gelaran Literacy Event 2024, mengusung tema "Framing in Social Media Content." Acara ini berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB di Collaboration Area, Gedung Manterawu, lantai 5. Fokus sesi kali ini adalah literasi digital dengan topik khusus "framing," sebuah teknik dalam komunikasi media sosial yang bertujuan memengaruhi persepsi audiens melalui penyusunan informasi yang strategis.
Sebagai pembicara utama, Open Library mengundang M. Rolip Saptamaji, S.IP., M.IPOL, seorang ahli komunikasi yang kini berkiprah di Biro Administrasi Pimpinan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam paparannya, Rolip menekankan pentingnya framing sebagai cara untuk menonjolkan pesan di tengah derasnya arus informasi di media sosial. Ia menjelaskan prinsip-prinsip dasar framing, seperti pemilihan elemen penting, penonjolan aspek utama, pengecualian informasi yang kurang relevan, dan penambahan detail untuk memperkuat sudut pandang tertentu.
Acara ini dipandu oleh Lusi Satia Rahmawati, pustakawan Telkom University Open Library, yang bertindak sebagai moderator dalam sesi diskusi yang interaktif. Sebanyak 145 peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum hadir dengan antusias, mengikuti materi dan berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab. Mengutamakan interaksi, Rolip menyajikan materi secara ringkas, membuka lebih banyak waktu untuk diskusi guna memperdalam pemahaman peserta tentang praktik framing di media sosial.
Gambar foto kegiatan Framing in Social Media Content
Selain membahas prinsip dasar framing, Rolip juga mengungkapkan strategi-strategi yang efektif, seperti penggunaan storytelling, visual yang kuat, penyesuaian tone yang sesuai dengan audiens, serta kolaborasi dengan tokoh berpengaruh untuk memperluas jangkauan pesan. Efektivitas framing ini, lanjutnya, dapat diukur melalui tingkat interaksi, sentimen audiens, jangkauan pesan, dan tingkat konversi dari target yang diinginkan.
Melalui acara ini, Open Library berhasil menghadirkan pemahaman mendalam tentang literasi digital bagi para peserta, memperkuat wawasan mereka tentang bagaimana framing dapat menjadi alat yang kuat dalam membentuk opini publik di era digital.