Cognitive Radio adalah teknologi baru yang memungkinkan secondary user (unlisence) untuk menggunakan spektrum primer (license) setiap kali tersedia. Spectrum sensing dipengaruhi oleh waktu pendeteksian spektrum frekuensi primer, untuk menghindari adanya kesalahan deteksi. Pada penelitian ini dilakukan analisis kinerja deteksi pada sistem cognitive radio dengan teknologi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Yang berupa, analisis Receiver Operating Characteristic (ROC), sensing time dan throughput. Deteksi dilakukan dengan teknik energy detector. Semakin besar nilai sensing time, maka semakin besar geseran pada distribusi E. Karena geseran distribusi E tersebut dapat mempermudah kerja energy detector untuk medeteksi lebih akurat. Hal ini menyebabkan probability of detection semakin besar. Penggunaan energy detector pada prakteknya kurang baik karena adanya noise power yang tidak menentu atau uncertain noise. Pada saat sensing time berdurasi 24ms, didapatkan received throughput untuk kondisi (iii) sebesar 0.4387 bits/ms, (ii) sebesar 0.2503 bits/ms dan (i) sebesar 0.1040 bits/ms. Maka, sensing time tersebut tepat digunakan untuk sistem cognitive radio dengan teknologi OFDM. Karena pada teknologi OFDM, diperlukan probability of detection (Pd) yang besar untuk meminimalisir adanya gangguan atau interferensi dari secondary user kepada primary user.