Terdapat sejumlah pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas dan informasi yang disebarkan oleh suatu perusahaan dipasar dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian dari investor seperti ada bentuk musiman dari harga saham, bahwa harga saham akan turun setiap hari Senin (Monday Effect) dan pada hari Senin minggu keempat (Week Four Effect). Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar modal saham bereaksi tidak sesuai dengan konsep yang ada dalam pasar yang efisien. Terkait dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang Monday Effect dan Week Four Effect, sehingga investor dapat menerapkan stategi investasi untuk menghindari mendapat return negatif. Objek daripenelitian ini yaitu Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.
Melalui penelitian ini akan dilakukan pengujian untuk mengetahui adakah Monday Effect pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2005 - 2014 dan untuk mengetahui adakah Week Four Effect pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2005 - 2014.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan yaitu mengumpulkan data harga saham penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2005 – 2014. Sumber data pada penelitian ini berasal dari website resmi Yahoo Finance yaitu http://finance.yahoo.com/. Diperoleh data harga saham penutupan IHSG pada hari Senin, Selasa. Rabu, Kamis, dan Jumat berjumlah 2605 data harga saham penutupan IHSG dan harga saham penutupan hari Senin minggu 1, 2, 3, dan 4 yang berjumlah 480 data harga saham penutupan selama tahun 2005-2014. Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS 20 dengan menggunakan analisis uji Kruskal-Wallis dan Wilcoxon.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa hasil pengujian Monday Effect menggunakan uji Kruskal-Wallis membuktikan adanya fenomena Monday Effect pada IHSG di BEI periode 2005 - 2014dan terlihat bahwa rata-rata return dalam 5 hari perdagangan terendah pada hari Senin. Dan hasil pengujian Week Four Effect menggunakan uji Wilcoxon membuktikan tidak adanya fenomena Week Four Effect pada IHSG di BEI periode 2005 -2014, artinya rata-rata return hari Senin pada awal bulan tidak lebih tinggi secara signifikan dibandingkan rata-rata retun hari Senin akhir bulan.
Berdasarkan hasil penelitian, investor sebaiknya melakukan pembelian saham pada saat sebelum penutupan bursa di hari Senin dan menjualnya kembali pada hari lainnya dan dalam melakukan jual-beli saham sebaiknya memperhatikan keberadaan fenomena Monday Effect yang berpengaruh terhadap tingkat return yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukan.
Kata Kunci : Return Saham, Anomali Pasar, Monday Effect, dan Week Four Effect