ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengupas konten subkultur Indonesia dalam karya seni Adhya Ranadireksa, Henrycus Napit Sunargo, Mufti Priyanka, Panca Dwinandhika Zen, dan Radi Arwinda sebagai model seniman Bandung yang fokus dalam pengkaryaan bertemakan subkultur Indonesia.
Masing-masing karya telah dikaji melalui pendekatan teori semiotika Roland Barthes yang meliputi makna denotatif, konotatif, dan mitos (simbol). Terdapat konten-konten simbol yang ditemukan secara dominan dalam karya para seniman antara lain: simbol agama, simbol pluralisme, simbol punk, simbol identitas personal, dan simbol mistisisme. Penggabungan berbagai simbol yang digunakan kelima seniman dalam karya-karyanya menunjukkan corak khas yang berbeda-beda. Dari kelima seniman studi kasus, semuanya menunjukkan penggabungan ideologi subkultur tertentu dengan kultur lain.
Hasil penelitian membuktikan bahwa konten subkultur direpresentasikan dalam karya para seniman studi kasus di antaranya (1) subkultur agama islam dari karya-karya Adhya Ranadireksa; (2) subkultur pecinan dari karya-karya Henrycus Napit Sunargo; (3) subkultur punk dari karya-karya Mufti Priyanka; (4) subkultur tato dari karya-karya Panca Dwinandhika Zen; dan (5) subkultur otaku dari karya-karya Radi Arwinda.
Kata kunci: representasi, subkultur Indonesia, karya seni seniman Bandung, semiotika.