LTE Advanced merupakan teknologi generasi ke 4 (4G) yang memberikan fitur-fitur terbaru demi mencapai data rate yang tinggi. Data rate untuk LTE Advanced diharapkan mencapai 1 Gbps untuk sisi downlink dan 300 Mbps untuk sisi uplink. Salah satu fitur yang menjadi faktor bertambahnya data rate adalah dengan teknik Carrier Aggregation. Namun untuk mencapai performasi yang maksimal pada jaringan LTE dapat terhambat karena permasalahan interferensi. Interferesi yang paling mendominasi adalah inter-cell interference yaitu penggunaan frekuensi yang sama pada sel neighbour yang dapat mengakibatkan menurunnya data rate pada cell edge.
Untuk mencapai performansi jaringan yang optimal, dilakukanlah metode frequency reuse sebagai management interference dan penambahan fitur carrier aggregation agar data rate yang dihasilkan dapat meningkat. Skema frequency reuse yang digunakan adalah Fractional Frequency Reuse yaitu membagi sel menjadi dua daerah, cell edge dan cell centre dengan menggunakan daya pancar yang berbeda. Sedangkan skema penerapan carrier aggregation yang digunakan adalah carrier aggregation deployment scenario 3 dengan menggunakan dua band frekuensi yang berbeda yang masing-masing memiliki arah pola pancaran berbeda dimana arah antena secara sengaja digeser untuk meningkatkan data rate dan throughput pada tepi sel.
Parameter yang dianalisis dalam tugas akhir ini adalah jumlah site, RSRP, CINR, dan persentase user connected berdasarkan simulasi Monte Carlo pada Software Atoll v.3.2. Untuk perancangan tanpa CA, jumlah site dengan kondisi tanpa FFR dan dengan skema FFR adalah sebanyak 413. Rata-rata RSRP untuk skema FFR adalah -72.04 dBm, dan CINR sebesar 21 dB. Untuk perancangan dengan CA, membutuhkan jumlah site 217. Rata-rata RSRP mencapai -73.46 dBm, dan CINR sebesar 2.03 dBm. Sedangakan untuk perancangan dengan skema CA dan FFR menghasilkan rata-rata RSRP yang sama dengan skema CA,dan CINR 2,03 dB.
Kata kunci : LTE Advanced, FFR, CADS3