Berdasarkan dari ASEAN Economic Blueprint, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota didalamnya. Masuknya Indonesia kedalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, menyebabkan sudah tidak ada lagi sekat bagi Negara – Negara di ASEAN untuk memasarkan produknya ke Indonesia. Dengan demikian, persaingan di dunia usaha pun akan semakin ketat termasuk persaingan dalam UMKM. Oleh karena itu UMKM tidak akan bersaing di dalam Indonesia saja namun hingga ke kawasan ASEAN. UMKM merupakan salah satu bidang usaha yang memberikan kontribusi secara signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dilihat dari penyerapan tenaga kerja oleh UMKM dan juga kegiatan usaha yang dekat dengan masyarakat. Pada sebuah organisasi, intellectual capital dianggap sangat penting karena dengan intellectual capital yang dimiliki akan meningkatkan kinerja karyawannya, dimana ketika kinerja karyawan meningkat akan sangat membantu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Pengelolaan modal intelektual sangat berpengaruh dalam pengembangan UMKM. Modal intelektual tidak hanya memiliki dampak positif pada kinerja keuangan saat ini saja, tetapi juga menunjukkan kinerja keuangan masa depan. Untuk menunjukkan potensi pada UMKM Tahu Cibuntu Bandung perlu dilakukan penelitian mengenai Intellectual Capital yang berada dalam UMKM Tahu Cibuntu Bandung untuk melihat posisi Intellectual Capital dan menciptakan strategi keunggulan bersaing.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mixed method dengan jenis penelitian deskriptif. Untuk sampel penelitian dipilih dengan cara purposive sampling dengan teknik snowball. Untuk pengolahan data dilakukan pengukuran dengan menggunakan Intellectual Capital Statement (ICS) kepada tiga komponen Intellectual Capital yaitu Human Capital, Structural Capital, dan Relational Capital yang berada pada sentra industri Tahu Cibuntu Bandung. Analisis data dilakukan dengan menggunakan QQS Assessment, impact factor, dan management portofolio.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15 faktor IC yang terdapat pada sentra industri Tahu Cibuntu Bandung. Dari kelimabelas Faktor IC tersebut, teridentifikasi bahwa faktor IC customer relationship adalah kekuatan, sedangkan faktor IC management instrument adalah kelemahan. Dilihat dari komponen IC, teridentifikasi bahwa komponen IC Relational Capital merupakan kekuatan, sedangkan Structural Capital merupakan kelemahan pada sentra industri Tahu Cibuntu Bandung.
Kata kunci: Intellectual Capital Statement, InCaS, MEA, UMKM, Tahu Cibuntu