Kegiatan kewirausahaan yang dilakukan bank sampah tingkat RW selain mampu menghasilkan ekonomis, juga mampu mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitarnya. Contoh sukses dari kegiatan bank sampah tingkat RW ini adalah Bank Sampah Wargi Manglayang dan Bank Sampah RW 14 Tamansari. Peningkatan pendapatan kotor kedua bank sampah dalam tiga tahun terakhir dibarengi dengan peningkatan pengurangan jumlah sampah yang diangkut PD Kebersihan di lingkungan RW masing-masing. Kewirausahaan seperti yang kedua bank sampah lakukan akan tumbuh apabila stakeholder seperti pemerintah, perusahaan, dan universitas memainkan peran penting di dalam entrepreneurial ecosystem.
Namun berdasarkan hasil penelusuran awal yang peneliti lakukan, entrepreneurial ecosystem bank sampah di Kota Bandung masih mengalami kendala. Terjadi ketidaksinambungan antara bank sampah dengan elemen pemerintah di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012. Kendala ini berpotensi menghambat tumbuhnya kewirausahaan di dalam entrepreneurial ecosystem tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara mendalam kondisi ecopreneurial ecosystem bank sampah di Kota Bandung, dengan menggunakan model penelitian Model Inovasi Quadruple Helix. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pengurus Bank Sampah Wargi Manglayang RW 06, Bank Sampah RW 14 Tamansari, dan Bandung Green and Clean selaku pembina kedua bank sampah. Sumber data lain dari penelitian ini didapat dari hasil dokumentasi dan hasil observasi.
Berdasarkan hasil analisis kualitatif yang dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa Model Inovasi Quadruple Helix yang digunakan adalah model Citizen-centered. Secara umum, Penerapan Model Inovasi Quadruple Helix sebagai bagian dari Entrepreneurial Ecosystem pada bank sampah berbasis komunitas di Kota Bandung belum berjalan secara maksimal.