CV. XYZ adalah perusahaaan manufaktur yang memproduksi mould, press tool, jig & fixture, dan spare part untuk kendaraan bermotor khususnya sepeda motor. Saat ini CV. XYZ telah menerapkan SMM berbasis ISO 9001:2008 dan berencana akan menerapkan SMM dan SML terintegrasi berbasis ISO 9001:2015 dan 14001:2015. Rencana perubahan standar tersebut dikarenakan perubahan standar ISO yang berlaku. Perubahan standar tersebut menyebabkan customer CV. XYZ yang merupakan salah satu perusahaan otomotif terkemuka melakukan perubahan standar ISO pada SMM dan SML di perusahaannya. Hal ini akan berdampak pada persyaratan yang diberikan customer kepada CV.XYZ untuk dapat terus menjadi business partner-nya. Customer akan mensyaratkan agar CV. XYZ menggunakan standar baru sebagai upaya penjaminan mutu dan lingkungan agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Selain sebagai tuntutan customer, perubahan penggunaan standar terintegrasi dilakukan dalam upaya perbaikan berkelanjutan SMM dan SML secara efektif dan efisien di CV. XYZ.
Perbaikan berkelanjutan dapat didukung oleh keberhasilan proses audit internal di perusahaan. Pada penelitian terdahulu dihasilkan SOP audit internal berdasarkan integrasi standar ISO 9001:2008 dan 14001:2004 namun tidak diimplemetasikan karena tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan saat ini sehingga perlu diperbaharui. SOP akan dirancang menggunakan metode benchmarking terhadap perusahaan yang telah mengimplementasikan proses audit internal secara continue dan berdasarkan pada standar baru yang telah mempertimbangkan risiko sehingga dapat menghasilkan SOP audit internal yang efektif dan dapat mencegah risiko yang dapat mengakibatkan kegagalan proses audit internal. Hal ini menjadi mendasari dilakukannya perancangan SOP audit internal berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 9.2 dan ISO 14001:2015 Klausul 9.2 dengan mempertimbangkan risiko menggunakan metode benchmarking.
Perancangan SOP diawali dengan mengintegrasikan ISO 9001:2015 Klausul 9.2 dengan ISO 14001:2015 Klausul 9.2 sehingga didapatkan requirement audit internal terintegrasi yang dijadikan sebagai acuan untuk merancang proses bisnis audit internal hasil benchmarking menjadi proses bisnis audit internal sesuai requirement integrasi. Selanjutnya dilakukan risk assessment pada proses bisnis tersebut untuk mendapatkan risk register yang menjadi input pada proses perancangan SOP sehingga dihasilkan SOP audit internal berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 9.2 dan 14001:2015 Klausul 9.2 dengan mempertimbangkan risiko.
Hasil penelitian ini telah terverifikasi memenuhi requirement ISO 9001:2015 dan 14001:2015, sesuai kebutuhan CV.XYZ serta telah mengantisipasi risiko kegagalan proses audit internal di CV.XYZ. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah CV. XYZ memiliki SOP audit internal yang dapat menjamin proses audit internal dilaksanakan secara efektif.