PT. GMF AeroAsia adalah perusahaan yang bergerak dibidang MRO (Maintenance, Repair, dan Overhoul). Salah satu unitnya adalah IGTE (Industrial Gas Turbine Engine) khusus untuk memberikan pelayanan repair part Turbine Industrial Engine saja. Pada proses repair terdapat 2 proses utama, yaitu proses welding dan proses coating. Pada proses repair part, ditemukan tingginya persentase cacat part pada proses coating terhadap part yang dianalisis yaitu Nozzle, EV Burner, Blade, Transition Piece, dan Stage Bucket karena merupakan part yang banyak di-repair pada periode 2014. Target perusahaan untuk hasil repair adalah 0% cacat sehingga tidak ada toleransi untuk part yang cacat. berdasarkan analisis yang telah dilakukan cacat thickness pada proses coating adalah cacat tertinggi pada periode 2014 yaitu mencapai 33% melebihi target perusahaan yang telah ditentukan. Hal ini mengakibatkan part tersebut harus di-repair ulang terus menerus sampai tidak cacat. Six sigma merupakan suatu pendekatan kualitas yang dramatic menuju zero defect. Sehingga metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tingginya persentase cacat pada proses coating adalah dengan menggunakan metode Six Sigma dengan tahapannya DMAI. Pada tahap Define, dilakukan identifikasi CTQ yaitu kesempurnaan part secara visual, kesempurnaan part pada bagian dalam dan kesesuaian bentuk part. Pada tahap Measure, diketahui bahwa rata-rata nilai sigma pada proses coating yaitu 3,285 sigma. Pada tahap Analyze diketahui bahwa akar penyebab masalah yang dianalisis dengan menggunakan 5whys analyze adalah jarak spraygun dengan substrat, kecepatan gerakan gun tidak konsisten, powder feeder rate tinggi, kemampuan operator berbeda-beda, gun sulit menggapai daerah tertentu, air compresor sering turun. Setelah akar permasalahan diidentifikasi dan dianalisis, pada tahap Improve diberikan usulan untuk mengatasi akar penyebab masalah yang terjadi berdasarkan hasil prioritas dengan menggunakan FMEA dan jurnal, dipilih jarak spraygun dengan substrat untuk diberikan usulan perbaikan. Pemilihan usulan perbaikan menggunakan metode scoring. Berdasarkan perhitungan dengan metode scoring diperoleh score tertinggi pada usulan 1 dengan score 3,30 yaitu usulan mendesain model konseptual sensor jarak yang optimal.