ABSTRAK
Pulsa soliton dapat digunakan sebagai pembangkit karena memiliki spectrum yang sempit sehingga dapat mempertahankan bentuk akibat GVD dan SPM yang saling melemahkan. Pulsa Soliton sendiri dapat dibangkitkan oleh empat pulsa pembangkit yaitu, Gaussian Pulse Generator (GPG), Chriped Gaussian Pulse Generator (CGPG), Hyperbolic Secant Pulse Generator (HSPG), dan Super-Gaussian Pulse Generator (SGPG).
Efek non-linier pada DWDM disebabkan oleh Inelastic Scattering dan Kerr Effect. Kerr Effect meliputi Cross Phase Modulation (XPM), Four Wave Mixing (FWM) dan Self Phase Modulation (SPM) Sedangkan Inelastic Scattering adalah Stimulated Brillouin Scattering (SBS) dan Stimulated Raman Scattering (SRS). Penelitian ini menganalisis Inelastic Scattering dimana pengaruh indeks bias non-linier, koefisien Raman, dan jumlah pompa sangat berpengaruh pada performansi jaringan. Hasil penelitian menunjukkan dalam 32 kanal yang ditransmisikan pada serat non-linier dengan m2/W menggunakan spasi antar kanal sebesar 50 GHz dan 100 GHz, jumlah pompa sebanyak 4 dan 8, serta menggunakan laju bit sebesar 2,5 Gbps, 5 Gbps, dan 10 Gbps. Dalam penelitian ini dilakukan dua skenario, skenario pertama adalah pada keadaan ideal dimana nilai indeks bias non-linier serta efek Raman diabaikan. Skenario kedua pada keadaan semua parameter non-linier dimasukkan. Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis SMF dengan bahan silika dioksida.
Hasil penelitian akhir dilakukan dengan membandingkan nilai Q-Factor dan daya antara serat ideal dan serat non-linier. Nilai Q-Factor yang yang dibandingkan dibagi menjadi dua bagian, yaitu terhadap laju bit dan terhadap perubahan jumlah pompa. Hasil dianggap layak jika BER ? 10-9 dan Q-Factor ? 6. Hasil yang layak berada pada laju bit 2,5 Gbps dan 5 Gbps. Sedangkan penambahan jumlah pompa mampu meningkatkan faktor kualitas jaringan yang dibuat.
Kata kunci: Soliton, Gaussian, DWDM, Raman, SBS, SRS