Di Stasiun Buaran setiap harinya diberangkatkan 56 rangkaian kereta api Commuter Line dan terdapat 58 rangkaian kereta api Commuter Line yang tiba. Berdasarkan “Data Volume Pendapatan Penumpang Commuter Line Stasiun Besar Buaran” bulan Oktober 2014 yang didapatkan dari PT KCJ terdapat paling sedikit 20.029 jiwa perharinya yang menggunakan moda transportasi Commuter Line. Dan tidak sedikit diantara mereka para pengguna Commuter Line tersebut yang mengakses internet dengan menggunakan smartphone mereka selagi menunggu tiba di Stasiun tujuan. Berdasakan hasil percobaan mengakses internet didalam kereta api Commuter Line didapatkan fakta bahwa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka suatu halaman website, pengiriman pesan chatting dan speed download di antara Stasiun Buaran hingga Stasiun Klender Baru cukup lambat, sehingga hal ini dapat mengakibatkan konsumen merasa tidak senang dan bisa mengakibatkan konsumen berpindah ke operator seluler yang lain.
Analisa performansi jaringan dilakukan berdasarkan data hasil pengukuran drive test. Untuk membantu menganalisa data pengukuran tersebut digunakan software TEMS. Software TEMS merupakan software yang membantu para engineer untuk melihat dan mengolah data hasil drive test. Setelah melakukan drive test dan ditemukan masalah langkah selanjutnya yaitu melakukan analisa penyebab buruknya performansi Throughput HSDPA dan menentukan metode yang dilakukan untuk optimasi.
Setelah dilakukan optimasi jaringan, terdapat peningkatan nilai RSCP (level daya terima) sebesar 5,85 dBm dan peningkatan nilai RSSI sebesar 5,36 dBm. Dengan penaikan RSCP dan RSSI seperti itu menjadikan peningkatan performansi Ec/No (kualitas kanal) sebesar 3,15 dB. Dengan meningkatnya Ec/No menyebabkan peningkatan performansi throughput dari 164 kbps menjadi 532 kbps. Dengan nilai throughput sebesar 532 kbps telah sesuai dengan standar KPI dari operator X sebesar 500 kbps.