Audit report lag merupakan rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal ditandatanganinya Laporan Auditor Independen. Berkembangnya perusahaan pasar modal mengindikasikan banyaknya permintaan atas audit laporan keuangan yang tinggi yang merupakan sumber informasi bagi para pihak terkait. Laporan keuangan yang baik memiliki audit report lag sebelum batas waktu maksimal 90 hari , agar perusahaan memiliki citra yang baik dimata publik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur peluang investasi, segmen usaha klien, laba negatif,opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan pergantian auditor terhadap audit report lag, baik secara simultan maupun parsial.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif verifikatif yang bersifat kausalitas. Unit analisis pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor industri barang konsumsi. Data penelitian menggunakan data sampel yang dipilih melalui teknik purposive sampling dan diperoleh 30 perusahaan selama lima tahun, yaitu dari tahun 2010 sampai 2014. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang investasi, segmen usaha klien, laba negatif,opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan pergantian auditor berpengaruh simultan terhadap audit report lag. Secara parsial, Peluang investasi, segmen usaha klien,dan opini audit going concern tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Laba negatif, ukuran perusahaan, dan pergantian auditor berpengaruh positif terhadap audit report lag.
Penelitian mendatang dapat menggunakan variabel independen pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruhnya terhadap audit report lag di industri yang berbeda, serta menggunakan proksi lain untuk peluang investasi. Bagi perusahaan subsektor industri barang konsumsi, perusahaan perlu mempertahankan audit report lag dibawah 90 hari. Bagi investor, hasil penelitian ini, yaitu peluang investasi, dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi.
Kata Kunci: Audit Report Lag, Peluang Investasi, Segmen Usaha Klien, Laba Negatif, Opini Audit Going Concern, Ukuran Perusahaan, Pergantian Auditor