PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN PENDEKATAN HEALING GARDEN
Lastriana Limbong
Jurusan Desain Interior, Telkom University – Bandung
[email protected]
ABSTRAK
Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang saat ini menjadi persoalan yang memprihatinkan. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun selalu signifikan. Narkotika dan obat terlarang juga telah masuk ke semua institusi dan kalangan. Dengan banyaknya jumlah pengguna narkotika di Provinsi Jawa Barat, dibutuhkan adanya pusat rehabilitasi narkoba bagi korban penyalahgunaan narkotika. Namun, berdasarkan data dari BNN provinsi Jawa Barat, dari 850 ribu orang korban penyalahgunaan narkoba, hingga juli 2015 minggu ke-4 baru 2.232 orang yang direhab. Hal ini dikarenakan masih minimnya pusat rehabilitasi yang ada.
Masih banyaknya anggapan bahwa proses pemulihan dilakukan hanya dengan proses medis mengakibatkan kurangnya perhatian penyedia pusat rehabilitasi terhadap interior ruangan. Kenyataan ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dimana masih sedikit pihak yang memikirkan pentingnya pengkonsepan ruang dan memperhatikan kenyamanan psikis pasien sebagai pendukung proses penyembuhan. Kalaupun ada, itupun masih sangat minim, dan hanya dapat ditemukan pada tempat – tempat swasta yang memiliki dana dan segmentasi pasar menengah - keatas.
Pusat rehabilitasi pemerintah dan rumah-rumah rehabilitasi yang terdapat didaerah Bandung sebagian besar hanya mengutamakan sisi fungsionalnya saja. Kondisi rumah/pusat rehabilitasi saat ini belum cukup optimal dalam mewadahi psikis penghuni, karena terbatasnya dana serta minimnya pengetahuan mengenai akan pentingnya berbagai stimulus positif dalam lingkungan perawatan.
Kata kunci: pusat rehabilitasi, pengkonsepan ruang
ABSTRACT
Circulation and abuse of narcotics and illegal drugs is now an issue of concern. Increasing the number of users over the years has always significant. Narcotics and drugs have also been entered into all the institutions and circles. With the large number of drug users in West Java, required the drug rehabilitation centers for victims of drug abuse. However, based on data from BNN West Java, 850 thousand people were victims of drug abuse, until 4th week of July 2015, 2.232 people were rehabilitated. This is attributable to the lack of rehabilitation centers exist.
The assumption that the recovery process is done only with the medical process leads to a lack of attention to the rehabilitation center providers of interior room. This fact is commonly found in Indonesia, where there are still few who think about the importance of drafting the space and attention to psychological comfort of patients as supporting the healing process. If it exist, its on minimun quantity and can only be found in places - a private place that has the funds and mid - upwards.
The government rehabilitation center houses and public rehabilitation center in Bandung, prioritizes the functional side only. The conditions of the rehabilitation center is not adequate to accommodate the psychic optimal occupant, due to limited funding and the lack of knowledge about the importance of various positive stimulus in the environment of care.
Keywords: rehabilitation center, room concept