Bahasa merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan manusia, dimana dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi atau melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam hal pendengaran dikarenakan tidak berfungsinya organ-organ pendengaran secara normal. Bagi anak tunarungu yang mengalami gangguan pendengaran sebelum masa perkembangan bahasa, hal tersebut memiliki potensi besar untuk dapat mengganggu dalam berbagai aspek kehidupan. Kemampuan anak tunarungu dapat meningkat jika didukung oleh lingkungannya. Berdasarkan hasil penelitian, masih banyak anak tunarungu yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik ketika sudah menginjak usia remaja, hal ini disebabkan karena penanganan yang kurang tepat sejak dini, untuk mengurangi terjadinya hal tersebut, dibutuhkan sebuah media sebagai pengenalan alfabet dan numerik dasar sejak dini kepada anak tunarungu usia 3-5 tahun di rumah. Media yang dirancang berdasarkan pada Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Adapun pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah psikoanalisis. Media dirancang untuk memaksimalkan kemampuan bahasa anak tunarungu. Selain itu, bentuk dan warna dirancang agar dapat menarik perhatian dan menyenangkan ketika dimainkan. Perancangan media ini dilakukan secara bertahap, mulai dari penelitian lapangan, pembuatan sketsa, pembuatan studi model, hingga pembuatan prototipe. Dengan adanya media interaksi ini, anak tunarungu diharapkan mampu mengerti alfabet dan numerik dasar menggunakan bahasa isyarat berdasarkan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebelum masuk sekolah.