Berkembangnya teknologi penyiaran televisi digital (Digital TV) di dunia mengikuti dengan kebutuhan konten yang akan disampaikan pada pemirsa. Beberapa standar siaran terrestrial yang digunakan di dunia saat ini ada DVB-T2 (Eropa), ATSC (Amerika), DTMB (China) dan ISDB-T (Amerika Selatan dan Jepang). Pemerintah melalui Kementrian Kominfo sudah menerapkan teknologi DVB-T2 di Indonesia sebagai basis penyiaran bebas berbayar (free-to-air).
Teknologi DVB-T2 menawarkan penghematan bandwidth dibandingkan dengan siaran televisi analog. Hal tersebut akibat penggunaan modulasi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) pada televisi digital. Dibandingkan dengan pendahulunya, DVB-T, DVB-T2 menawarkan banyak kelebihan yang utamanya adalah meningkatkan kualitas dan ketahanan sinyal terhadap fading serta efisiensi spektrum. Di Indonesia sendiri, televisi digital baru bisa dinikmati masyarakat kota-kota besar saja, dan dengan kanal program terbatas. Hal ini terjadi dikarenakan mahalnya perangkat siaran baru untuk televisi digital.
Software Defined Radio (SDR) chip merupakan perangkat berbasis radio yang komponen-komponennya digantikan dengan sistem perangkat lunak. SDR memiliki keunggulan dimana perangkat keras atau hardware-nya menjadi lebih sederhana dan rentang frekuensi penggunaan yang lebar. Salah satu fungsi SDR adalah pengembangan lebih lanjut untuk sistem komunikasi radio.
Pada Tugas Akhir ini, modulator DVB-T2 akan diimplementasikan pada software defined radio dan perangkat RF Front-end. Kemudian hasil simulasi tersebut ditangkap menggunakan penerimaan Set Top Box (STB) DVB-T2. Hasil dari penerimaan tersebut dilakukan pengujian fungsi sistem dan pengukuran kualitas dengan metode MOS. Nilai MOS tertinggi dengan kategori good (?3,5) didapat pada jenis modulasi 16QAM FFT 16K code rate 1/2, 64QAM FFT 16K code rate 1/2 dan 256QAM FFT 4K code rate 1/2.
Kata kunci: DVB-T2, Modulator, TV Digital, Software Defined Radio, RF