Bulog merupakan sebuah lembaga pangan Indonesia yang mengurus tata niaga beras dan memiliki fungsi sebagai pengkaji dan penyusun kebijakan nasional di bidang manajemen logistik, pengadaan, pengelolaan persediaan, distribusi beras, dan pengendalian harga beras. Salah satu tugas bulog yaitu sebagai tempat koordinasi logistik bahan pangan RASKIN (beras untuk masyarakat miskin). Saat ini persediaan raskin di Bulog sering terjadi kekurangan yang berdampak pada menurunnya angka service level. Keadaan tersebut dapat menyebabkan total biaya persediaan meningkat karena adanya biaya kekurangan yang tinggi.
Dengan masalah yang ada maka permasalahan ini dapat diselesaikan menggunakan pendekatan model sistem pengendalian multi eselon. Menggunakan metode tersebut akan di hitung tingkat service level dan total biaya persediaan yang meliputi biaya retailer, biaya depot, dan biaya transportasi.
Hasil dari penerapan model pengendalian multi eselon pada persediaan beras raskin menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp 49.644.791.116.270 dan tingkat service level sebesar 90%.
Menurunnya total biaya persediaan disebabkan dari penurunan biaya kekurangan sejumlah Rp 162.164.270, dan peningkatan service level yang terjadi disebabkan karena terdapat persediaan yang mencukupi tersimpan di gudang untuk memenuhi kebutuhan permintaan.