Saat ini sistem TV Broadcast sudah dapat menggunakan teknologi komunikasi
satelit. Sistem ini memungkinkan pengguna jasa komunikasi satelit untuk dapat
menyaksikan siaran TV dimana saja selama masih dalam wilayah cakupan satelit. Satelitsatelit
milik Indonesia sebagian besar kapasitasnya adalah transponder C-Band, hal ini
dikarenakan karakteristik C-Band cocok dengan iklim indonesia yang curah hujannya
cukup tinggi. Frekuensi C-Band dapat dimanfaatkan untuk keperluan penyiaran TVBroadcast
digital yaitu Direct To Home (DTH).
Tugas akhir ini membahas perencanaan sebuah jaringan DTH untuk TV-Broadcast
digital via satelit Telkom-1 pada frekuensi C-band dari sudut pandang aspek teknis dan
ekonomis, dimana analisanya dilakukan dengan menempatkan diri sebagai pihak konsultan
bagi pihak broadcaster yang ingin membangun sebuah jaringan DTH nasional yang
handal, yang tentunya memenuhi semua standar yang diberlakukan pihak regulator.
Indonesia yang merupakan negara tropis dengan curah hujan tinggi menjadi sebuah
masalah utama bagi perencanaan satelit untuk kepentingan penyiaran TV digital. Dari
analisa teknis yang dilakukan, diketahui bahwa untuk menyalurkan data berupa video
format MPEG2 pada bitrate 5 Mbps dengan bandwidth 5063.8 KHz, diperlukan C/N
sebesar 9.84 dB pada kondisi availability sistem sebesar 99.97%. Dan untuk mencapai
kualitas link yang mampu memenuhi BER 10-7 tersebut, maka diperlukan daya pancar
stasiun bumi sebesar 58.5 dB dengan PAD satelit 8 dB dan TVRO yang digunakan
berdiameter 1 meter. Sedangkan dari analisa ekonomis yang dilakukan, diketahui bahwa
bandwidth yang perlu disewa untuk mencapai kualitas link yang diinginkan tersebut adalah
sebesar 8636 KHz. TV-Broadcast, DTH, Perencanaan Satelit, C-Band