PT Bumi Sari Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri
pengolahan singkong menjadi tepung tapioka. PT Bumi Sari Prima masih menggunakan
sistem tradisional penentuan jumlah produksinya. Pada PT Bumi Sari Prima penentuan
jumlah produksi ditentukan dengan sistem kuota. Kuota disini maksudnya adalah
perusahaan menentukan berapa jumlah produksi yang mampu dihasilkan selama periode
empat bulan dengan melihat kemampuannya sendiri. Setelah periode empat bulan telah
lewat, perusahaan akan memperbaharui jumlah produksi untuk empat bulan berikutnya.
Namun, tidak tetapnya jumlah permintaan pada tiap periode telah membuat PT Bumi
Sari Prima kesulitan dalam memenuhi permintaan yang ada.
Sistem kanban adalah salah satu sistem yang dapat mengatasi fluktuasi
permintaan pada PT Bumi Sari Prima. Sistem kanban menggunakan kartu yang
dinamakan kartu kanban sebagai alat untuk melakukan autorisasi proses produksi.
Untuk menerapkan sistem kanban, pertama kali dicari berapa jumlah kartu kanban yang
akan beredar pada proses produksi di tiap-tiap stasiun kerja. Jumlah kartu kanban
dipengaruhi oleh lima faktor yaitu jumlah permintaan harian, frekuensi order, lead time,
safety time dan kapasitas palet.
Jumlah permintaan harian dicari dengan menggunakan metode peramalan.
Berdasarkan data historis yang diperoleh didapat bahwa pola data historis adalah pola
data horizontal. Dengan demikian metode peramalan yang digunakan adalah metode
peramalan tren linier, metode peramalan moving average, dan metode peramalan single
eksponensial smoothing. Sedangkan pemilihan metode peramalan yang digunakan
adalah dengan menghitung nilai standar kesalahan (standar error) dari ketiga metode
diatas dan melihat nilai standar kesalahan yang terkecil. Untuk mendapat jumlah
permintaan harian dilakukan konversi jumlah permintaan per bulan ke dalam per hari
dengan cara membagi jumlah permintaan bulanan dengan jumlah hari kerja per bulan
( 30 hari).
Data lead time, safety time dan kapasitas palet didapat dari proses
wawancara dengan karyawan bagian produksi di lapangan. Sebelum nilai frekuensi
order dicari, terlebih dahulu dicari nilai dari safety stocknya dan nilai order pointnya.
Dari nilai safety stock dan order point yang didapat dapat ditentukan berapa frekuensi
order pada proses produksi tersebut. Setelah nilai dari kelima faktor didapat, proses
selanjutnya adalah menghitung jumlah kartu kanban di tiap stasiun kerja.
Selain menghitung jumlah kartu kanban, aliran proses produksi juga perlu
diperhatikan. Sistem kanban akan mengeliminasi tiap proses produksi yang tidak perlu
pada proses produksi tepung tapioka. Pada PT Bumi Sari Prima produksi dimulai
dengan proses pengupasan kulit, pencucian singkong, proses pencincangan, proses
pemarutan, proses extracting, proses separating, proses dehydrating dan proses drying,
proses cooling dan diakhiri dengan proses sifting dan proses packaging.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapat jumlah kartu kanban dari
proses pengupasan sampai proses extracting adalah 99 buah kartu kanban sedangkan
dari proses separating sampai proses sifting dan packaging adalah 19 buah kartu
kanban.
peramalan, safety stock, order poin, kartu kanban