Sebagian besar mahasiswa menilai bahwa pembelajaran di kelas tidaklah cukup
untuk memahami materi pemrograman. Mereka perlu belajar mandiri untuk
mendapatkan penguasaan terhadap logika bahasa pemrograman dan
aplikasi/software tertentu. Tugas akhir ini mencoba melakukan pengembangan
dan implementasi e-learning mata kuliah Pemrograman Lanjut, Program Studi
Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom.
Pengembangan e-learning ini menggunakan metode Quality Function
Deployment (QFD) yang melibatkan customer (mahasiswa dan dosen). Metode ini
dapat memberikan pengetahuan yang detail dalam perancangan sebuah elearning.
Melalui teknik sampel simple random sampling dan ukuran sampel
menggunakan rumus solvin dengan error 5%, didapatkan voice of customer elearning
Pemrograman Lanjut sebagai berikut : interface terstruktur, jenis
software file yang digunakan familiar, materi dapat di-download, materi
menggunakan bentuk-bentuk penyajian yang mudah dimengerti, contoh kasus
dalam aplikasi bahasa C/C++ menampilkan tahapan dalam membuatnya, contoh
kasus dalam aplikasi bahasa C/C++ menampilkan source code-nya, kemudahan
untuk berinteraksi langsung dengan dosen, kemudahan untuk belajar bersama
(kolaborasi) dengan mahasiswa lain, adanya kuis/latihan, adanya kamus istilah
bahasa C/C++ dalam Bahasa Indonesia, adanya pilihan bahasa, adanya
transparansi nilai Pemrograman Lanjut, penyajian materi dalam bentuk yang
variatif (slide, gambar, video, dll), kecepatan loading, kecepatan upload, dan
kecepatan download.
Untuk memenuhi voice of customer tersebut ditentukan karakteristik teknis
sebagai berikut : jenis software e-learning, jenis bahasa pemrograman script,
tampilan/theme, jenis software untuk konten, kemudahan mendownload materi,
bentuk/metode ppelajaran, bentuk konten, kualitas konten, jenis fitur live meeting,
frekuensi dosen melakukan live meeting, ketersediaan fitur chatting, ketersediaan
fitur forum, bentuk kuis, kualitas kuis, bentuk feedback kuis, kualitas feedback
kuis, ketersediaan fitur pengumpulan tugas, jenis database server, ketersediaan
glossary, kualitas konten glossary, jenis pilihan bahasa, kapasitas konten,
kapasitas upload user, ukuran hosting, ketersediaan aplikasi fitur tambahan.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua target karakteristik teknis dapat dipenuhi
oleh Learning Management System yang digunakan (Moodle). Target kapasitas
konten maksimal adalah 64 Mb, Moodle hanya menyediakan fasilitas upload
materi/konten maksimal 8 Mb. Oleh karena itu solusi yang ditempuh adalah file
di-upload terlebih dahulu di server, kemudian e-learning mengambil link dari
server tersebut.
Akhirnya, e-learning dapat memenuhi semua target karakteristik teknis dan
elemen-elemen lain yang dibutuhkan, seperti hardware dan software pada server.
Melalui implemenasi secara langsung, dapat diketahui bahwa e-learning yang
dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan customer. e-learning, perkuliahan, web, Learning Management System, Quality Function Deployment