CV Alona Jaya adalah perusahaan swasta y
ang berkecimpung dalam usaha ekspor
kulit reptil samakan dan barang jadi dari kulit reptil yang tidak dilindungi undang
undang. Hasil dari proses penyamakan adalah kulit reptil samakan yang terbagi
menjadi dua kategori, yaitu warna asli dan buang warna. Pr
oses penyamakan
warna asli menghasilkan kulit reptil samakan dengan mempertahankan corak batik
asli dari reptil tersebut.
Dalam meningkatkan produktivitas pekerja, perusahaan harus memperhatikan
postur kerja serta kondisi lingkungan kerja yang sesuai den
gan aspek
aspek
ergonomi. Postur kerja yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya keluhan
musculoskeletal
. Keluhan fisik yang dialami pekerja serta kondisi lingkungan
kerja yang kurang baik mendorong perusahaan untuk memperbaiki postur kerja
serta lingku
ngan kerja pada proses pengeringan kulit reptil warna asli. Perbaikan
postur kerja tersebut dilakukan dengan mengunakan metode OWAS (
Ovako
Working Posture Analysis System
) karena metode ini dapat membantu perusahaan
menganalisis postur kerja dari tiap
tiap
subproses.
Dari hasil analisis OWAS diketahui bahwa pada proses pengeringan terdapat
postur kerja dengan nilai skor 4 yang artinya posisi kerja perlu diubah secepatnya.
Pada perbaikan ini juga dilakukan analisis keluhan fisik bagi pekerja serta analisis
lingkungan kerja. Analisis keluhan fisik dilakukan dengan menggunakan
Kuesioner
Nordic Body Map
(NBM) yang diberikan kepada pekerja sebelum dan
setelah melakukan pekerjaan. Kuesioner
Nordic Body Map
menganalisis 13
bagian tubuh pekerja dengan tingkat kelu
han “Tidak Sakit”, “Agak Sakit”,
“Sakit”, dan “Sangat Sakit”. Hasil kuesioner NBM menunjukan bahwa pekerja
mengalami sakit di beberapa bagian tubuh yakni, 75% pekerja mengalami sakit
pada leher, 75% pekerja mengalami sakit pada punggung bagian atas serta 5
0%
pekerja mengalami sakit pada bahu kanan dan kiri.
Usulan perbaikan postur kerja dilakukan dengan merancang sebuah alat bantu
kerja yang ergonomis sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pekerja.
Perancangan alat bantu kerja tersebut dilakukan dengan
menggunakan data
antropometri 30 sampel yang kemudian dilakukan uji kenormalan, uji
keseragaman, serta uji kecukupan pada data
data tersebut.
Hasil analisis yang diperoleh dengan metode OWAS untuk postur kerja usulan
yaitu keseluruhan postur kerja pada ti
ap
tiap subproses pengeringan memiliki nilai
skor 1 yang berarti bahwa posisi kerja normal sehingga tidak perlu ada perbaikan.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses pengeringan kulit
reptil warna asli usulan lebih baik dibandingkan d
engan proses pengeringan kulit
reptil warna asli eksisting. Proses pengeringan kulit reptil warna asli usulan
memberikan kemudahan bagi pekerja dalam melakukan proses pengerinagn serta
dapat mengurangi keluhan
musculoskeletal
yang dialami pekerja. Diharapk
an
dengan diberlakukannya proses pengeringan kulit reptil warna asli usulan,
perusahaan dapat meningkatkan produktivitas pekerja serta kualitas kulit yang
dihasilkan. OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) , Nordic Body Map , Lingkunga n Kerja Fisik.