PT. LG Electronics Indonesia merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam
bidang industri barang-barang elektronik dituntut untuk senantiasa melakukan
perbaikan agar kegiatan usaha semakin efisien. Salah satu bentuk perbaikan secara
terus-menerus adalah dengan menerapkan Lean Manufacturing. Meskipun telah
menerapkan program Lean, masih saja terdapat permasalahan yang terjadi di
Lantai Produksi LCD TV. Permasalahan yang dihadapi adalah tidak tercapainya
target UPH (Unit Per Hour) yaitu 450 unit per jam dan tidak tercapainya target
waktu siklus 8 detik di beberapa stasiun kerja.
Permasalahan yang timbul dianalisis melalui data Line of Balance yang
menunjukkan grafik waktu siklus maksimum dan minimum yang dicapai setiap
stasiun kerja di Lantai Produksi LCD TV. Waktu siklus maksimum yang melebihi
target waktu 8 detik, diidentifikasi penyebabnya menggunakan kriteria 8 waste
yang didefinisikan oleh Toyota, yaitu Overproduction, Excess Motion,
Transportation Waste, Non-Value Added Activities, Waiting Waste, Defect Waste,
Excess Inventory, dan Underutilized People. Diagram sebab-akibat pun digunakan
untuk mencari akar permasalahan dan dampak yang terjadi.
Hasil analisis melalui data Line of Balance menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis
waste yang terjadi di Lantai Produksi LCD TV. Kelima jenis waste tersebut
adalah Excess Motion, Non-Value Added Activities, Waiting Waste, Defect Waste,
dan Underutilized People. Setelah mengidentifikasi inefisiensi yang terjadi,
dibuatlah beberapa usulan yang dapat diimplementasikan di Lantai Produksi LCD
TV PT. LG Electronics Indonesia. Hasil implementasi ini dapat mengurangi
waktu siklus yang berada di atas target waktu 8 detik, sehingga Lantai Produksi
LCD TV dapat mencapai target UPH dan meningkatkan produktivitas. Lean Manufacturing, Kriteria 8 Waste, UPH