Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) merupakan salah satu perguruan
tinggi di Indonesia yang mengkhususkan dirinya dalam bidang telekomunikasi. Di
dalam pelaksanaan aktivitas bisnisnya, Institut Teknologi Telkom menggunakan
pelayanan sistem informasi guna membantu penyelenggaraan aktivitas bisnis
tersebut agar lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, mekanisme perlindungan
terhadap layanan sistem informasi ini perlu disusun sedemikian rupa sehingga
institusi dapat menanggulangi bencana atau keadaan darurat yang sewaktu-waktu
mengancam kelangsungan layanan bisnis institusi. Namun sayangnya, mekanisme
penanggulangan bencana yang telah ada saat ini hanya terbatas kepada bencanabencana
yang berdampak minor dan moderate bagi institusi sehingga dibutuhkan
suatu prosedur usulan yang terstruktur yang memuat penanggulangan bencana
pada Institut Teknologi Telkom khususnya pada unit SISFO IT Telkom sebagai
unit yang bertanggung jawab atas pengelolaan layanan sistem informasi dalam
institusi ini.
Sebelum merancang prosedur usulan, dilakukan analisis terhadap prosedur
existing dengan menggunakan framework Business Continuity Plan (BCP) yang
merupakan suatu rencana terstruktur dalam prosedur penanggulangan bencana
yang memfokuskan dirinya untuk mempertahankan kelangsungan fungsi bisnis
yang dalam kondisi yang minimal. Melalui framework ini akan diidentifikasi
kekurangan-kekurangan yang ada dalam prosedur existing yang akan dijadikan
dasar dalam perancangan usulan. Selain hasil identifikasi kekurangan-kekurangan
tersebut, perancangan prosedur usulan membutuhkan 2 jenis yang dibutuhkan
dalam tahap Assessment BCP yaitu data jenis aset dan data jenis layanan. Data
jenis aset yang kemudian diolah dengan menggunakan Risk Assessment untuk
mengidentifikasi aset kritis, sedangkan data jenis layanan yang kemudian diolah
dengan menggunakan metode Business Impact Analysis untuk mengidentifikasi
layanan kritis. Melalui data-data inilah prosedur usulan dirancang dengan merujuk
kepada tahapan-tahapan Development pada framework BCP.
Rancangan prosedur penanggulangan bencana usulan selanjutnya akan
berbentuk dokumen BCP yang berisikan prosedur Disaster recovery Plan (DRP)
yang terdiri dari rancangan (1) Tim Pemulihan Bencana berikut struktur dan
tanggung jawab. (2) Strategi pra-bencana yang berisikan langkah-langkah
pencegahan atau meminimalisir risiko bencana. (3) Prosedur saat bencana yang
berisikan langkah-langkah menghadapi bencana. (4) Prosedur setelah bencana
yang berisikan langkah-langkah pemulihan layanan bisnis setelah terjadi bencana.
(5) Prosedur distribusi yang berisikan ketentuan pendistribusian dokumen BCP.
(6) Prosedur pelatihan dan pengujian yang berisikan langkah-langkah pelatihan
bagi Tim Pemulihan Bencana serta langkah-langkah pengujian dokumen BCP
agar tetap reliabel. Seluruh prosedur ini dibuat dengan maksud agar Institut
Teknologi Telkom dapat memiliki kemampuan untuk menciptakan dan
melaksanakan suatu rencana penanggulangan bencana dengan segera apabila
bencana terjadi. Prosedur Penanggulangan Bencana, BCP, DRP, Risk Assessment, Business Impact Analysis