Pada era globalisasi saat ini, khususnya dengan adanya perdagangan bebas
ASEAN-Cina pada tahun 2010 ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing di dalam
pasar yang digelutinya. Pada saat ini, perusahaan-perusahaan masih banyak melakukan
suatu persediaan tanpa ada perencanaan yang baik sehingga dapat mempengaruhi jumlah
barang yang diproduksinya yang tidak sesuai dengan demand yang ada di dalam pasar
yang dapat mengakibatkan biaya operasional yang cukup tinggi khususnya biaya
persediaan.
PT. American Standard Indonesia tergolong dalam perusahaan yang selalu
memproduksi untuk memenuhi purchase order dari konsumen perusahaan tersebut
sehingga membutuhkan stok barang yang mumpuni. PT American Standard Indonesia
bergerak dalam bidang peralatan kamar mandi, seperti bathtub, shower, dan lain-lain.
Perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam barang-barang sehingga perlu
perencanaan persediaan yang baik. Tetapi, perusahaan tersebut memiliki permasalahan
persediaan yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan.
Adapun permasalahan yang terjadi dapat dilihat pada barang Granada 3000
CCST TP B/W dan Projecta CCST TP B/W yang terdapat kelebihan dan kekurangan stok
barang pada periode tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan merencanakan
pengendalian persediaan yang efektif dengan kebijakan back order. Parameter yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data peramalan barang yang merupakan hasil
perhitungan berdasarkan demand periode sebelumnya, data lead time barang, data biaya
setup barang / setup, data biaya penyimpanan barang/unit, data biaya kekurangan
persediaan barang, dan data production rate. Selain itu, penelitian ini menggunakan
variabel keputusan yaitu economic quantity production, reorder point, safety stock, dan
total biaya persediaan.
Hasil penelitian dengan kebijakan back order ini dapat dilihat dengan penetapan
EPQ, safety stock, dan reorder point yang optimal dengan mengantisipasi terjadinya
kekurangan stok barang. Selain itu, total biaya persediaan dengan kebijakan back order
dapat menghemat biaya sebesar Rp 4.410.641,12 untuk Granada dan Rp 1.049.285,44
untuk Projecta. perencanaan pengendalian persediaan, Economic Production Quantity (EPQ), peramalan, total biaya persediaan, kebijakan back order