Persiapan lomba pada program studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri
merupakan sebuah proses yang dilakukan sebelum pelaksanaan lomba
dilaksanakan. Konversi knowledge diperlukan untuk mempertahankan aset yang
terdapat dalam suatu organisasi dengan cara mendokumentasikan knowledge yang
dimiliki oleh pelaku proses bisnis dalam bentuk tacit knowledge menjadi bentuk
explicit knowledge, sehingga dapat tersimpan dengan baik dan dapat dengan
mudah dipelajari oleh pelaku proses bisnis. Pelaku proses bisnis pada persiapan
lomba dilakukan langsung oleh peserta lomba dan beberapa orang yang terlibat di
dalam proses tersebut. Kegiatan persiapan lomba belum memiliki dokumentasi
yang baik dan terdapat beberapa perbedaan alur proses, tacit knowledge dan
explicit knowledge dari setiap peserta lomba. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan persiapan lomba.
Untuk mendapatkan alur proses, tacit knowledge dan explicit knowledge yang
seragam dan terdokumentasi dengan baik diperlukan best practice proses
persiapan lomba.
Metode SECI terdiri dari empat tahap knowledge conversion yaitu socialization,
externalization, combination, dan internalization. Pada tahap awal dilakukan
eksplorasi data dengan karakteristik key person yang memiliki kualitas output,
pengalaman dan pemahaman yang baik. Setelah itu, dilakukan dokumentasi hasil
wawancara, alur proses bisnis, tacit knowledge dan explicit knowledge. Untuk
mendapatkan best practice proses persiapan lomba yang berupa panduan lomba
dan menjadi acuan pengerjaan proses dilakukan perhitungan menggunakan factor
rating method. Nilai Wtd terbesar pada proses persiapan lomba Pimnas PKMT
adalah yang dilakukan oleh responden 1 dengan nilai 9,716878632, pada proses
persiapan lomba Pimnas PKMM yang dilakukan oleh responden 1 dengan nilai
9,396591, dan pada proses persiapan lomba programming yang dilakukan oleh
responden 1 dengan nilai 7,321989. Setiap best practice tidak sepenuhnya
merujuk kepada alur proses, tacit knowledge dan explicit knowledge yang
memiliki nilai tertinggi karena belum tentu hasil dari responden yang tidak terpilih
tidak baik. Maka setelah panduan persiapan lomba didapat berdasarkan best
practice akan dikonsultasikan kembali kepada peserta lomba. Tahap akhir yaitu
melakukan FGD untuk memperkenalkan best practice proses kepada pelaku
proses. Hasil dari FGD yaitu setiap best practice proses dapat diaplikasikan oleh
peserta lomba. Panduan lomba, best practice, persiapan lomba, knowledge