Bandung Techno Park (BTP) merupakan salah satu wadah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan layanan ICT di Indonesia, sehingga menjadi penghubung antara kalangan akademik dengan kalangan non akademik. Pada proses pelaksanaan pembangunan Bandung Techno Park terdapat permasalahan yaitu pembatalan pelelangan, terjadinya beberapa kali amandemen perpanjangan waktu dan ketidaksanggupan pelaksana proyek. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu tools untuk memeriksa adanya gap dalam setiap proyek yang dikerjakan untuk meminimalisasi terjadinya pengulangan kesalahan dalam pelaksanaan proyek selanjutnya.Penyelesaian permasalahan ini dilakukan dengan menggunakan metode audit checklist berdasarkan Project Management Body Of Knowledge yang terintegrasi dengan prosedur pelaksanaan proyek berdasarkan PERPRES nomor 54 tahun 2010 dan Surat Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan Telkom yang bertujuan untuk memperoleh data tentang gap beserta dampaknya dan menghasilkan daftar prosedur teknis dengan hasil perhitungan probabilitas dan risiko di setiap prosedur tersebutHasil yang didapatkan adalah terjadinya 68 gap antara pelaksanaan proyek dengan form checklist yang telah dibuat. Gap tersebut terdiri dari 19 gap berdasarkan Project Management Body Of Knowledge dan 49 gap berdasarkan PERPRES nomor 54 tahun 2010 yang terbagi atas tiga level risiko yaitu 23 proses termasuk dalam tingkat risiko menengah, 26 proses termasuk dalam tingkat risiko tinggi, dan 19 proses termasuk dalam tingkat risiko extreme. Sebagian besar gap terjadi pada proses dengan tingkat risiko tinggi sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap pelaksanaan proyek secara keseluruhan Pengendalian Proyek, Expert Judgement , PERPRES nomor 54 tahun 2010, Project Management Body Of Knowledge, Checklist