PT DKB (Dok & Perkapalan Kodja Bahari) menggunakan mesin SAF–FRO 50 RS untuk memotong plat secara otomatis. Pada proses cutting, mesin SAF-FRO 50 RS selalu beroperasi selama 24 jam. Dengan semakin banyaknya frekuensi proses cutting plat maka sangat diperlukan mesin yang memiliki reliability yang tinggi. Penurunan tingkat reliability pada mesin pasti akan terjadi apabila mesin digunakan secara terus menerus sehingga perlu adanya cara untuk mempertahankan reliability mesin SAF– FRO yaitu dengan melakukan kegiatan penjadwalan dan perawatan mesin dengan baik dan teratur. Metode penelitian yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) II dengan memadukan analisis kualitatif yang meliputi FMEA dan RCM II Decision Worksheet. Metode RCM II ini digunakan untuk menentukan kegiatan dan interval perawatan berdasarkan pada RCM II Decision Worksheet sesuai dengan fungsi dan sistem dari mesin SAF–FRO 50 RS dan FMEA digunakan untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan serta efek yang ditimbulkan dari kegagalan tersebut. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 14 equipment pada Mesin SAF-FRO 50 RS didapatkan equipment CPM 360 yang merupakan equipment yang paling kritis. Sedangkan jenis kegiatan perawatan diperoleh Scheduled On Condition Task sebanyak 27 komponen, Scheduled Restoration Task sebanyak 2 komponen, Scheduled Discard Task sebanyak 13 komponen dan Run to Failure sebanyak 4 komponen dengan interval perawatan berada diantara 5 sampai dengan 3788 jam. Reliability, RCM II, RCM Decision Worksheet, FMEA, Equipment Critically