PT. Agronesia Divisi INKABA (Industri Karet Bandung) adalah salah satu
perusahaan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Provinsi Jawa Barat. Perusahaan
ini bergerak di bidang industri, dengan poduk yang dihasilkan berupa berbagai
jenis barang-barang teknik olahan dari karet. Hasil produksinya kemudian
digunakan oleh berbagai industri atau instansi swasta lainnya seperti industri
manufaktur (konstruksi), perhubungan (kapal laut), pertambangan, otomotif
(mobil dan motor), maupun militer. Untuk dapat menunjang produktivitas
perusahaan dalam memenuhi demand dari pelanggan maka kinerja mesin-mesin
pendukung berlangsungnya kegiatan produksi di perusahaan perlu ditingkatkan.
Produktivitas perusahaan dapat terhambat jika terjadi kerusakan pada mesinmesin
produksinya, bagian maintenance perusahaan harus dapat melakukan
kegiatan perawatan mesin yang tepat bagi setiap mesinnya termasuk pengelolaan
suku cadang yang baik. Seringkali kerusakan terjadi diakibatkan dari adanya
kerusakan pada komponen mesin. Untuk itu diperlukan suatu kegiatan
pengelolaan suku cadang yang terencana dengan baik sehingga dapat menunjang
kegiatan operasional dan maintenance perusahaan. Mesin Kneader KD-75-150D
merupakan mesin di bagian compounding yang memiliki frekuensi kerusakan
tertinggi. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengelolaan suku cadang
pada mesin Kneader KD-75-150D.
Dari perhitungan criticality analysis, didapatkan 7 komponen kritis pada mesin
Kneader KD-75-150D yaitu komponen seal packing, bearing, asbestos packing,
coil solenoid, belt, pully, dan gear. Kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan
suku cadang selama 1 tahun dengan menggunakan model pendekatan poisson
process dengan confidence level sebesar 95%. Didapatkan jumlah kebutuhan
komponen seal packing (33 unit), bearing (4 unit), asbestos packing (52 unit), coil
solenoid (4 unit), belt (4 unit), pully (3 unit), dan gear (3 unit). Selanjutnya
dilakukan penentuan stocking policy di setiap komponen. Maka didapatkan, 2
komponen yang dilakukan pemesanan sebelum terjadinya demand yaitu
komponen bearing dan belt. Kemudian terdapat 5 komponen yang dilakukan
persediaan komponen di gudang penyimpanan yaitu komponen seal packing,
asbestos packing, coil solenoid, pully dan gear. Dari masing-masing komponen
selanjutnya ditentukan jumlah pemesanan optimal, titik pemesanan kembali dan
safety stock jumlah minimal komponen yang harus disediakan. Kemudian
dilakukan perhitungan biaya inventory yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
masing-masing komponen, sehingga didapatkan total biaya untuk mesin Kneader
KD-75-150D selama 1 tahun yaitu sebesar Rp. 36.150.872,22.
Maintenance Management, Spare Part Management, Reliability Centered Spares (RCS), Inventory Analysis, Poisson Process