Pekerjaan merupakan sebuah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. Saat ini mencari pekerjaan merupakan hal yang cukup sulit, banyak calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja, tetapi lapangan pekerjaan sangat terbatas. Keterbatasan lapangan pekerjaan menyebabkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Wirausaha (enterpreneurship) merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah pengangguran. Selain dapat meningkatkan segi ekonomi dari pemilik wirausaha, kegiatan wirausaha dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Wirausaha dapat dikategorikan menjadi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Besar. Jumlah UKM di Indonesia sebesar 99% dari seluruh unit usaha sehingga dapat membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Beternak merupakan salah satu usaha yang mudah dikembangkan dan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Salah satu usaha beternak yang mudah dikembangkan dan memiliki gizi yang tinggi yaitu budidaya burung puyuh. Dalam studi kelayakan ini akan dibahas secara mendalam kelayakan budidaya burung puyuh di UKM Ikhlas Quail Farm (IQF) yang terdapat di Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Analisis dilakukan dengan meninjau kelayakan dari aspek pasar, aspek teknis, aspek lingkungan, aspek legal dan aspek finansial. Berdasarkan aspek pasar didapatkan bahwa pasar potensial telur burung puyuh sebesar 94,5%, untuk pasar tersedia sebesar 77,5%, dan pasar sasaran sebesar 7,69%. Dari aspek teknis, produksi telur burung puyuh disesuaikan dengan kapasitas kandang. Dari aspek lingkungan, limbah dari budidaya burung puyuh dapat diolah kembali menjadi pakan ikan lele sehingga limbah dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dari aspek legal, UKM IQF telah mendapatkan surat izin usaha dari pemerintah. Berdasarkan perhitungan aspek finansial dengan proyeksi selama periode 5 tahun menunjukkan bahwa nilai NPV yaitu Rp 68.460.286 nilai IRR yaitu 31,86% , dan nilai payback periode 3,866 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budidaya burung puyuh dikatakan layak, karena NPV bernilai positif dan IRR lebih besar dari MARR.
Kata kunci: budidaya, telur burung puyuh, studi kelayakan