Perempuan memandang ruang publik lebih asing dan menakutkan dibandingkan dengan laki-laki, sehingga ruang publik merupakan suatu tantangan bagi perempuan. Salah satu tantangannya adalah adanya street harassment. Cat Call sebagai street harassment merupakan tantangan yang berat bagi perempuan. Feminisme kemudian melihat Cat Call sebagai bentuk dari dominasi laki-laki yang masuk melalui nilai-nilai patriarki yang masih ada sejak bertahun-tahun yang lalu. Patriarki kemudian menimbulkan stereotipe-stereotipe yang membuat perempuan dianggap sebagai yang ‘Liyan’ bahkan bukan hanya bagi laki-laki namun bagi perempuan itu sendiri. Cat Call bisa terjadi dimana saja, termasuk di lingkungan Telkom University yang merupakan kawasan pendidikan. Dengan menggunakan metode fenomenologi sebagai metode penelitian kualitatif dan menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, peneliti kemudian mendapat hasil penelitian bahwa bentuk Cat Call yang dialami oleh para informan berbeda-beda. Pengalaman yang mereka alami kemudian membuat mereka merasa trauma untuk berada di ruang publik Telkom University apalagi ketika malam hari. Tidak ada keberanian bagi para korban untuk melakukan perlawanan, untuk melindungi dirinya dari rasa trauma, mereka memutuskan untuk menghindari ruang publik Telkom University yang mereka anggap tidak nyaman untuk dilalui dan berhenti untuk pergi sendirian.