Peningkatan produksi batik turut menimbulkan permasalahan lingkungan akibat
limbahnya. Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang
berasal dari proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya yang tinggi, limbah
industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau
sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang
berwarna keruh dan pekat. Limbah air berwarna ini yang menyebabkan masalah terhadap
lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil umumnya merupakan
senyawa organik non-degradable yang menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama
perairan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Green Supply Chain
Management dengan pendekatan Green SCOR pada UKM Batik Desa Wisata Jarum,
Klaten. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian adalah
penelitian terapan, dengan responden sejumlah 28 UKM Batik. Metode analisis yang
diguanakan adalah dengan Importance Performance Analysis (IPA).
Hasil penelitan menunjukkan pada nilai kenyataannya impelementasi Green
Green Supply Chain Management pada UKM Batik Desa Wisata Jarum, Klaten
mendapatkan presentase sebesar 69% yang berarti masuk dalam kategori baik. Hasil
analisis dengan metode IPA menunjukkan bahwa ada 5 pernyataan yang menjadi prioritas
utama perusahaan dalam melakukan perbaikan yaitu P4, P7, P9, P10 dan P25.