Secara harafiah, demi-couture merupakan busana yang dibuat dengan sistem readyto-wear, dengan bentuk busana lebih sederhana, diproduksi dalam jumlah terbatas
serta menggunakan standarisasi material haute couture. Dalam proses produksinya,
pembuatan busana demi-couture menghasilkan limbah pra-produksi, lebih dari
20%. Hal ini merupakan permasalahan dalam industri fashion. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meminimalisir hal tersebut ialah dengan mengubah sistem
produksi busana menjadi kearah yang lebih ramah lingkungan dengan teknik zero
waste pattern cutting. Zero waste pattern cutting sendiri merupakan metode
pembuatan busana dengan mengoptimalkan penggunaan dimensi kain melalui pola
sehingga limbah kain yang dihasilkan dapat seminim mungkin. Di Indonesia,
konsep pola hidup zero waste telah diterapakan secara turun temurun dalam
kehidupan masyarakat suku Baduy. Suku ini menerapkan prinsip hidup sederhana,
dimana mereka percaya bahwa mereka tercipta sebagai penjaga alam.
Kesederhanaan suku Baduy terlihat dalam proses pembuatan busananya, dimana
kain tenun digunakan secara optimal dengan cara tidak dipotong. Prinsip ini sejalan
dengan definisi zero waste pattern, yaitu optimalisasi pada dimensi kain. Melalui
penelitian ini, peneliti ingin menerapkan teknik zero waste pattern cutting kedalam
busana demi-couture dengan material taffeta dan tenun suku Baduy. Hasil akhir dari
penelitian ini ialah empat look busana demi-couture dengan material taffeta dan
tenun suku Baduy.
Kata Kunci: demi-couture, zero waste pattern, tenun Baduy