Trombosit harus disimpan pada suhu optimal yakni 20-24 °C agar tidak terjadi kerusakan (hemolisis) dengan toleransi waktu 1 jam tanpa agitasi. Pendinginan konvensional masih menggunkan ice pack dalam pengiriman darah. Pada umumnya kotak pendingin darah untuk transportasi belum mempunyai pengendali suhu. Jika suhu naik, pengguna harus menambahkan ice pack. Maka dirancang kotak pendingin berbasis termoelektrik sebagai sumber pendinginannya.
Pada tugas akhir ini dirancang sistem yang dapat mengatur suhu, dengan ketetapan suhu 20-24 °C yang dapat mengatur konsumsi. Sistem kendali yang digunakan adalah Fuzzy Logic.
Metode kontrol yang digunakan yaitu logika fuzzy. Sistem ini dirancang untuk dapat mengatur suhu kotak pendingin yang menyimpan darah dengan rentang suhu 20-24ºC. Sensor yang digunakan yakni, MLX 90615 untuk mengukur suhu kotak di dalam cooling box dan sensor DS18B20 yang akan mengukur suhu kantung darah. Dari set point yang telah ditentukan nantinya pengguna tidak perlu menambahkan ice pack ke dalam kotak karena nantinya pendinginan akan dilakukan oleh modul Peltier Thermoelectric Cooler (TEC).
Hasil dari tugas akhir ini, yakni fuzzy logic control dapat digunakan sebagai kontrol suhu pada peltier yang diatur arusnya oleh Electronic Speed Control (ESC). Hal ini dibuktikan dengan suhu kotak yang stabil pada suhu 22ºC dalam waktu 17 menit dan tingkat kerusakan darah trombosit yang minim yaitu 4 . 103/uL
Kata Kunci : Darah,Trombocyte Concentrate (TC), Thermoelectric Couple (TEC), Peltier, Sistem kendali Suhu, Logika Fuzzy.