PT Indo Integral Sekawan adalah perusahaan outsourcing yang menawarkan pembuatan sparepart dan Dies forging. Dalam memproduksi produk Dies forging PT IIS menggunakan mesin Milling, mesin bubut, dan mesin Liquy Hising CNC20-L. Berdasarkan data kerusakan mesin, mesin Milling mengalami kerusakan dengan total 27 kali selama periode 2018-2019, besarnya frekuensi kerusakan akan mempengaruhi proses produksi dan mengakibatkan besarnya biaya perawatan. Maka, dibutuhkan obeservasi lebih mengenai perawatan mesin Milling tersebut. Metode yang digunakkan untuk penelitian yaitu Risk-based maintenance (RBM) yang bertujuan meningkatkan reliability dan meminimasi risiko yang timbul akibat kegagalan. Hasil dari pengumpulan dan pengolahan menggunakan RBM diketahui bahwa mesin Milling dengan interval perawatan 2880 jam memiliki total risiko sebesar Rp6,395,124.84 dengan presentase risiko sebesar 0.67% melebihi batas toleransi risiko perusahaan yaitu 0.50%. Menggunakan pendekatan minimasi risiko didapat usulan interval perawatan menjadi 1100 jam dan berada pada kriteria penerimaan risiko perusahaan sebesar 0.50%. Penelitian ini juga menggunakan metode Analytical hierarchy process (AHP) untuk memutuskan kebijakan maintenance yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan, komponen Spindel dan Ragum menggunakan kebijakan condition-based maintenance, dan komponen selang coolant menggunakan time-based maintenance.
Kata kunci: Mesin Milling, Risk Based Maintenance, Analytical Hierarchy Process, Kebijakan maintenance.?