Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya sangat terkait erat dengan terjadinya volatilitas harga saham, dimana naik turunnya harga saham ini dipengaruhi oleh informasi. Suatu informasi akan mendapatkan reaksi pasar hanya apabila informasi memiliki kandungan nilai ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis reaksi pasar modal terhadap peristiwa yag dipublikasikan, dalam hal ini peristiwa putusan dan pencabutan putusan pailit Telkomsel pada 14 September 2012 dan 21 November 2012. Reaksi pasar modal dilihat dari kandungan informasi dan kecepatan reaksi pasar merespons informasi yang diterima. Untuk menguji kandungan informasi dan kecepatan reaksi penelitian ini menggunakan abnormal return dan trading volume activity sebagai indikator reaksi pasar modal. Pengujian reaksi pasar menggunakan pendekatan metode event study dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dari saham sub-sektor Telekomunikasi Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan dilakukan selama 21 hari kerja bursa yang terdiri dari 10 hari pre-event, 1 hari event date dan 10 hari post event. Abnormal return diperoleh dari selisih antara actual return dan expected return. dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu mode perhitungan expected return yaitu market-adjusted model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat abnormal return di sepanjang periode pengamatan tetapi tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Perbedaan rata-rata abnormal return dan trading volume activity juga tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan sebelum dan sesudah peristiwa. Seiring dengan hasil pegujian abnormal return dan trading volume activity, pengujian terhadap reaksi pasar modal tidak menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara kedua peristiwa yaitu putusan dan pencabutan putusan pailit Telkomsel.
Keywords : Pasar Modal, Efficient Market Hypothesis, Event Study, Abnormal Return , Trading Volume Activity