Setelah kasus covid-19 sedikit demi sedikit membaik, banyak masyarakat kembali melakukan aktivitas secara offline terutama perkuliahan yang mengharuskan mereka pergi ke luar kota, sehingga dalam melakukan komunikasi keluarga antara orangtua dan santri akan ada permasalahan-permasalahan yang beragam. Apalagi santri yang harus mondok sambil berkuliah akan memiliki kesibukan dan permasalahan yang dua kali lipat lebih banyak. Secara garis besar, tidak mudah menjalankan dua kegiatan baik mondok maupun kuliah secara langsung dan akan sulit untuk berkomunikasi dengan orangtua. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proses komunikasi dan hambatan komunikasi yang terjadi antara orangtua dan santri dalam menjaga hubungan tetap harmonis dan membantu santri menghadapi kehidupan sebagai santri yang berkuliah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Orangtua dan santri adalah objek penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian santri selalu menceritakan kegiatan kesehariannya, dan keluh kesahnya kepada orangtua, serta menerima, mendengarkan dan memahami nasehat yang orangtua berikan, secara sadar santri selalu berinisiatif menelpon orangtua, sehingga mereka tidak merasa kesulitan dengan mondok sambil kuliah, disisi lain orangtua senantiasa mendengarkan dan memberikan masukkan, dorongan kepada santri semaksimal mungkin. Hambatan dalam berkomunikasi tidak hanya keterbatasan waktu, ada juga hambatan jaringan, hambatan konteks, dan hambatan psikologi, namun orangtua dan santri mampu mengatasinya dengan menyempatkan waktunya menelpon kedua orangtuanya.
Kata Kunci: Komunikasi Keluarga, Proses Komunikasi, Hambatan, Orangtua, Santri.