Supply Chain Management merupakan strategi bagi perusahaan dikarenakan menjadi faktor untuk membangun dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Perusahaan sebagai organisasi bisnis termasuk kedalam lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian. Berbagai faktor dari lingkungan, konsumen, perantara, kompetitor, dan faktor lainnya akan memberikan pengaruh positif maupun negatif kepada perusahaan. PT Hariff Daya Tunggal Engineering merupakan perusahaan innovator teknologi yang terkemuka di Indonesia untuk Power System (Sistem Tenaga), Defense (Pertahanan), Transformasi Digital, dan Environmental Industries yang didirikan pada tahun 1982 sebagai perusahaan layanan integrasi system komunikasi khusus dalam proyek komunikasi, HF, VHF dan UHF. Dalam perjalananya perusahaan mengalami beberapa kejadian risiko atau kendala yang terjadi pada aktivitas supply chain produksi Rectifier Battery diantaranya yaitu perubahan permintaan customer yang terkadang berubah-ubah secara mendadak baik dari segi type produk, dari segi kuantiti, desain, maupun waktu pengiriman, keterlambatan kedatangan material dari supplier atau vendor dan kerusakan material dan ketidaksesuaian spesifikasi, hal tersebut berdampak pada perubahan jadwal produksi sehingga dapat mengakibatkan risiko tidak tercapainya target Instalasi. Oleh karena itu, penting untuk mengelola risiko dan melakukan perencanaan mitigasi terhadap risiko yang ada pada perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi mitigasi risiko dan merancang key risk indicators sebagai sistem peringatan dini yang dapat dijadikan panduan perusahaan dalam meminimalisir potensi risiko. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu House of Risk (HOR) untuk mengidentifikasi, mengetahui risiko dominan, dan merancang strategi mitigasi. Kemudian dari risiko dominan akan dilakukan analisis untuk mengetahui nilai ambang batas dari indikator Key Risk Indicator. Hasil dari penelitian ini diketahui terdapat 29 risk event dan 31 risk agent yang mempengaruhi supply chain perusahaan. Dari 31 risk agent didapati 14 risk agent prioritas atau dominan dan 8 preventive action yang dapat dilakukan. Risk agent prioritas yang dijadikan KRI adalah perubahan permintaan produk oleh customer. Pada KRI didapati nilai ambang batas bawah adalah 1 kali dan nilai ambang batas atas sebanyak 5 kali perubahan.