PT ABC merupakan anak perusahaan dari perusahaan telekomunikasi di Indonesia. PT ABC bergerak di bidang konstruksi dan mengatur servis infrastruktur jaringan. Salah satu portofolio pelaksanaan proyek konstruksi yaitu OSP (Outside Plant). Salah satu kategori dalam proyek OSP adalah proyek dengan tipe pelanggan High End Market (HEM) yang merupakan B2B dan fokus pada tugas akhir ini. Proyek OSP HEM ini dilakukan karena terdapat ketidaksesuaian antara jumlah permintaan dan ketersediaan jaringan infrastruktur. Berdasarkan data tahun 2023, terdapat 23% proyek konstruksi OSP HEM di yang mengalami keterlambatan. Permasalahan yang diangkat adalah belum terdapat alat pendukung manajemen risiko dalam pengambilan keputusan secara tepat dan cepat. Metode yang dilakukan untuk mengasessmen risiko, yaitu metode kualitatif dengan matriks kemungkinan dan dampak. Adapun aspek yang diperhatikan, yaitu waktu, biaya dan kualitas. Proyek OSP HEM memiliki 125 risiko yang teridentifikasi dari awal sampai akhir proyek. Terdapat risiko positif dengan jumlah 18 risiko dan risiko negatif dengan jumlah 107 risiko. Pada matriks kemungkinan dan dampak yang terdiri dari tiga tingkat keparahan. Tingkat keparahan rendah berjumlah 10 risiko, tingkat keparahan sedang berjumlah 75 risiko, dan tingkat keparahan tinggi berjumlah 40 risiko. Risk response yang dilakukan untuk 125 risiko meliputi 47 risiko dengan risk response mitigate, 37 risiko dengan risk response avoid, 19 risiko dengan risk response accept, 12 risiko dengan risk response exploit, 8 risiko dengan risk response escalate, 1 risiko dengan risk response transfer dan 1 risiko dengan risk response enhance.