Penelitian ini menganalisis Quality of Service (QoS) pada Software Defined Network (SDN) dengan controller OpenDaylight menggunakan metode PPDIOO sampai tahap Design. Emulator Mininet digunakan untuk mensimulasikan topologi tree dan mengukur QoS dalam kondisi traffic normal dan traffic tidak normal atau saat serangan DDoS menggunakan Hping3. Hasil menunjukkan dalam kondisi normal dengan 3 host, bandwidth stabil di 99,8 Mbit/s, jitter 0,018 ms, packet loss 0,143%, dan throughput 95,1 Mbit/s. Dengan 7 host, bandwidth rata-rata 74,9 Mbit/s, jitter 0,448 ms, packet loss 0,257%, dan throughput 71,5 Mbit/s. Dengan 13 host, bandwidth turun menjadi 41,7 Mbit/s, jitter 5,768 ms, packet loss 4,462%, dan throughput 39,7 Mbit/s. Saat serangan DDoS terjadi, QoS menurun signifikan: dengan 1 penyerang, bandwidth turun menjadi 526 Mbit/s, jitter 0,021 ms, packet loss 0,3%, dan throughput 490,7 Mbit/s; dengan 3 penyerang, bandwidth menjadi 63,9 Mbit/s, jitter 2,563 ms, packet loss 20%, dan throughput 59,4 Mbit/s; dengan 7 penyerang, bandwidth turun menjadi 11 Mbit/s, jitter 3,814 ms, packet loss 60%, dan throughput 10,5 Mbit/s; dengan 12 penyerang, bandwidth turun menjadi 3,24 Mbit/s, jitter 21,544 ms, packet loss 80%, dan throughput 3,1 Mbit/s. Efektivitas serangan DDoS dibandingkan antara protokol TCP dan UDP menunjukkan bahwa pada pengukuran UDP dengan penyerangan TCP, bandwidth tertinggi adalah 526 Mbit/s dengan satu penyerang, sementara pengukuran dan penyerangan TCP hanya mencapai 431 Mbit/s. Dengan 3 penyerang, bandwidth turun menjadi 63,9 Mbit/s (UDP) dan 105 Mbit/s (TCP), dengan 7 penyerang turun menjadi 11 Mbit/s (UDP) dan 37,8 Kbit/s (TCP), dan dengan 12 penyerang turun menjadi 3,24 Mbit/s (UDP) dan tidak terukur pada pengukuran TCP. Kesimpulannya, QoS pada SDN dengan controller OpenDaylight menurun signifikan saat serangan DDoS, mengindikasikan perlunya strategi manajemen yang baik untuk menjaga QoS optimal.