Peningkatan urbanisasi di kota menimbulkan tantangan signifikan terhadap kualitas hidup, terutama terkait akses dan kualitas layanan kesehatan yang belum optimal. Penerapan arsitektur Smart Living masih belum maksimal, terutama di sektor kesehatan. Meskipun Dinas Kesehatan Kota Bandung telah mengimplementasikan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), terdapat kekurangan dalam manajemen data yang menyebabkan penumpukan data yang tidak terorganisir. Kondisi ini menunjukkan bahwa arsitektur Smart Living yang ada belum efektif, sehingga diperlukan pengembangan arsitektur yang lebih terintegrasi. Penelitian ini bertujuan merancang arsitektur enterprise pada dimensi Smart Living di Kota Bandung menggunakan kerangka kerja Smart City Architecture Development Framework (SCADEF). Dalam penelitian ini, dilakukan analisis menggunakan metodologi Smart City Architecture Development Methodology (SCADM) yang mencakup fase Initiation, Strategy and Goal, Smart City Identification, Data Architecture, GAP Analysis an