Seorang content creator Bintang Emon membuat konten-konten politik pada akun Instagramnya. Ia membagikan konten politik dengan menggunakan gaya bahasa satire. Konten satire Bintang Emon mengemas pesan politik yang terkesan berat menjadi lebih ringan untuk diterima oleh remaja. Akan tetapi adanya konten satire politik ini juga menjadi kontroversi bagi beberapa yang menontonnya. Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk menganalisis resepsi konten satire politik Bintang Emon pada remaja. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis resepsi. Data penelitian dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara pada 15 informan dengan 3 kategori berbeda, yaitu pemilih pemula, remaja sudah pernah melakukan pemilihan (memiliki pengalaman memilih), dan remaja aktivis kampus. Konten yang dianalisis berjumlah 5 konten yang dipilih berdasarkan engagement tertinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa konten satire politik Bintang Emon dikemas dalam bentuk satire yang halus (Horatian satire) dengan cara menyisipkan humor pada setiap konten satire yang dibuatnya. Selanjutnya resepsi informan pada penelitian ini mayoritas berada pada posisi dominant hegemonic. Setiap informan dari ke-tiga kategori menerima dan setuju dengan konten politik yang dikemas dalam bentuk satire. Informan setuju jika konten politik yang disisipkan humor didalamnya dapat lebih mudah diterima. Akan tetapi pada beberapa konten adapun informan yang muncul pada posisi negotiated dimana mereka menerima sebagian isi pesan satire dalam konten Bintang Emon tetapi kurang menerima pesan satire yang mereka anggap terlalu menjurus pada pihak tertentu. Selain itu posisi oppositional juga muncul pada satu konten, dimana informan tidak menolak pesan satire yang dianggap terlalu menyudutkan Gen-Z. Temuan ini menunjukan bahwa remaja memiliki intensi pada isu politik, temuan ini merupakan perspektif lain dari temuan tentang rendahnya remaja pada isu politik.