Film diproduksi sebagai sarana untuk menyebarkan pesan moral untuk penonton yang merupakan target (audience target) dari film tersebut. Sebagai media komunikasi, film dinilai efektif dalam menyampaikan atau mengkomunikasikan pesan (encoding) yang untuk kemudian dipahami dan dimaknai atau di-decoding oleh penonton. Black Swan merupakan salah satu film psychological thriller yang memiliki pesan terkait psikologi komunikasi yaitu disonansi kognitif Leon Festinger lewat penggambaran pemeran utamanya yaitu Nina yang memiliki inkonsistensi antara sikap, pemikiran, dan perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan dan posisi khalayak lewat analisis resepsi pesan Stuart Hall yaitu Dominant-Hegemonic Position, Negotiated Position, dan Opposite Position. Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan metode analisis resepsi pesan Stuart Hall. Subjek pada penelitian ini yaitu generasi Z di Kota Bandung, Jawa Barat sebagai khalayak yang telah menonton Black Swan kemudian memberikan hasil pemaknaan mereka mengenai disonansi kognitif lewat 8 adegan dalam film Black Swan. Hasil penelitian ini menunjukkan 10 informan meresepsi pesan mengenai disonansi kognitif dalam film Black Swan di mana 6 dari 10 informan menempati Dominant-Hegemonic Position, 1 dari 10 informan menempati Negotiated Position, dan 3 dari 10 informan menempati Opposite Position.