ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji komunikasi keluarga pada pasangan suami istri generasi milenial yang berasal dari latar belakang budaya berbeda. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana pasangan ini membangun keharmonisan rumah tangga di tengah perbedaan nilai, kebiasaan, dan cara berkomunikasi. Pendekatan fenomenologi digunakan untuk menggali pengalaman mereka secara mendalam, khususnya dalam hal bagaimana mereka mengenali dan mengelola perbedaan tersebut melalui komunikasi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan lima pasangan milenial yang telah menikah lebih dari lima tahun dan satu narasumber ahli di bidang psikologi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan budaya memang kerap menjadi sumber konflik, namun bukan halangan untuk membangun hubungan yang harmonis. Tiga hal penting ditemukan sebagai kunci: pengetahuan tentang budaya pasangan, perhatian yang ditunjukkan lewat empati dan penghargaan, serta keterampilan komunikasi seperti mendengarkan aktif, bernegosiasi, dan menyesuaikan gaya bicara. Bab I menjelaskan latar belakang dan alasan pentingnya penelitian ini dilakukan. Bab II membahas teori-teori yang relevan. Bab III merinci langkah-langkah penelitian. Bab IV menyajikan hasil wawancara dan pengamatan, sementara Bab V menghubungkan temuan tersebut dengan teori dan memberikan refleksi peneliti. Bab VI menyimpulkan hasil utama serta menawarkan saran yang bisa diterapkan baik oleh pasangan maupun para pendamping keluarga. Penelitian ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang kehidupan rumah tangga lintas budaya, tetapi juga memberikan gambaran nyata bahwa komunikasi yang terbuka dan penuh pengertian bisa menjembatani perbedaan yang ada.
Kata kunci: komunikasi keluarga, pasangan lintas budaya, generasi milenial, fenomenologi, keterampilan komunikasi.