Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah. Namun, Kota Mojokerto mengalami fluktuasi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dalam beberapa tahun terakhir, khususnya pasca-pandemi, yang dipengaruhi oleh rendahnya kontribusi sektor “Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan” serta tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan strategi Smart economy guna meningkatkan LPE di Kota Mojokerto menggunakan pendekatan sistem dinamik. Model dibangun berdasarkan lima submodel utama, yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), investasi, kemiskinan, dan smart economy, dengan dukungan diagram Causal Loop Diagram (CLD) dan Stock and Flow Diagram (SFD). IPM juga menjadi aspek penting karena peningkatan kualitas SDM sangat diperlukan dalam mendukung strategi smart economy. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario gabungan antara peningkatan sektor pertanian melalui bantuan sarana, adopsi teknologi, dan digitalisasi pelatihan, penurunan TPT melalui digitalisasi layanan ketenagakerjaan, dan peningkatan IPM melalui penguatan pendidikan nonformal seperti PKBM menghasilkan LPE tertinggi sebesar 10,13% pada tahun 2035, dibandingkan 8,39% pada skenario Business As Usual (BAU). Temuan ini menunjukkan bahwa strategi Smart economy yang terintegrasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto secara berkelanjutan dan mendukung pencapaian SDG 8.