Kebakaran merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, jumlah luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2023 mencapai 1.161.192,90 hektar, jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu lima tahun. Faktor penyebab kebakaran hutan, yaitu alam dan manusia. Salah satu dampak buruk yang dirasakan masyarakat adalah kabut asap yang dapat menyebakan masalah gangguan pernafasan. Saat ini, solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah kebakaran, yaitu pemantauan secara berkala. Luasnya hutan menjadi kekurangan yang tidak bisa dipantau oleh manusia, maka dapat menerapkan teknologi seperti penggunaan quadcopter yang dilengkapi kamera.
Pada penelitian ini, penulis melakukan perancangan pesawat tanpa awak dengan bantuan kamera termal untuk mendeteksi adanya titik api. Perancangan sistem yang dijalankan dengan metode optical flow farneback dan histogram warna HSV. Meode farneback befungdi sebagai pendeteksi aliran gerak api, sedangkan histogram warna dapat menjadi segmentasi dari warna api. Berdasarkan hasil penelitian, maka opsi perencanaan sistem pendeteksi api dengan metode farneback dan histogram warna dapat diterapkan.
Kata kunci : Deteksi Api, Farneback, HSV, Histogram