Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota cerdas memicu pro kontra di media sosial. Data opini publik yang tidak terstruktur berpotensi memberikan wawasan penting, namun belum dimanfaatkan maksimal dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi publik terhadap IKN agar pembangunan kota cerdas dapat selaras dengan ekspektasi masyarakat.
Konsep kota cerdas dari Giffinger et al. (2007) digunakan untuk memetakan persepsi publik ke dalam dimensi Smart Economy, Smart Governance, dan Smart Mobility. Selain itu, hasil temuan empiris akan ditinjau berdasarkan Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi secara komprehensif.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, dengan data dikumpulkan dari platform media sosial X. Metode Aspect-Based Sentiment Analysis (ABSA) diterapkan dengan model IndoBERT yang efektif dalam analisis sentimen bahasa Indonesia melalui pipeline dua tahap, yaitu fine-tuning model IndoBERT untuk klasifikasi aspek dan sentimen. Pendekatan Data-Centric AI digunakan untuk memastikan kualitas data latih melalui teknik hybrid labeling menggunakan Cleanlab.
Hasil analisis menunjukkan sentimen negatif dominan pada dimensi Smart Governance dengan kritik terkait transparansi anggaran dan birokrasi. Pada Smart Economy menunjukkan polarisasi antara optimisme dan skeptisisme terkait dampak ekonomi. Sementara itu, dimensi Smart Mobility didominasi oleh sentimen netral mengenai pembangunan infrastruktur.
Penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya kepercayaan publik bagi pemangku kepentingan. Rekomendasi meliputi implementasi dashboard interaktif lintas instansi, portal data terbuka, dan kanal komunikasi dua arah. Langkah ini bertujuan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik sesuai prinsip kota cerdas berkelanjutan.
Kata Kunci: Kota cerdas, Aspect-Based Sentiment Analysis, IndoBERT, persepsi publik, Ibu Kota Nusantara.