Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dikenal memiliki sistem organisasi yang hierarkis dan semi-militer, yang menciptakan citra kaku di mata publik. Namun, dalam pelaksanaannya, khususnya di Biro Infohan, ditemukan adanya implementasi budaya organisasi yang tidak hanya formal tetapi juga informal yang hangat dan kolaboratif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami mengapa budaya dalam Biro Infohan terbilang cair serta bagaimana budaya organisasi diimplementasikan dalam sistem yang hierarkis tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta dianalisis menggunakan teori tiga level budaya organisasi Edgar Schein (2017), yaitu artefak, nilai, dan asumsi dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biro Infohan menerapkan budaya yang hangat demi meningkatkan kinerja pegawai, selain itu mereka mampu menyeimbangkan struktur formal sistem hierarkis dengan budaya kerja yang adaptif dan dinamis. Dalam hasil dijelaskan implementasi budaya formal dan informal dalam artefak dan nilai-nilai, tetapi tidak dalam asumsi dasar. Dimana hasil penelitian menemukan bahwa dalam asumsi dasar terdapat budaya adaptif dan patriotisme yang menjadi keyakinan mendasar secara tidak sadar yang menggerakkan seluruh aktivitas organisasi.