Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self-disclosure penyandang disabilitas terhadap penerimaan sosial pada kalangan mahasiswa disabilitas di Universitas Wilayah Bandung. Hipotesis ini dibangun atas dasar teori penetrasi sosial, bahwa keterbukaan diri dapat memperkuat relasi sosial dan membuka jalan untuk diterimanya individu dalam lingkungan sosial. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan kategori penelitian eksplanatif dengan tipe hubungan kausal. Dalam penelitian ini, variabel independen yang dimaksud adalah keterbukaan diri (self-disclosure), sedangkan variabel dependennya adalah penerimaan sosial. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Self-disclosure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan sosial. Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa self-disclosure berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan sosial dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,357 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). (2) Tingkat hubungan antara self-disclosure dan penerimaan sosial tergolong kuat. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan nilai r sebesar 0,751, yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut kuat dan positif. (3) Self-disclosure menyumbang 56,4% terhadap variabilitas penerimaan sosial, sesuai dengan hasil uji koefisien determinasi (R² = 0,564). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar variasi dalam penerimaan sosial dapat dijelaskan oleh keterbukaan diri mahasiswa disabilitas, sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.
?Kata Kunci: Self-Disclosure, Penyandang Disabilitas, Penerimaan Sosial