Industri penerbangan global menghadapi tantangan besar pasca-pandemi COVID-19, yang memaksa maskapai untuk mengubah strategi operasional mereka. Salah satu pendekatan yang diadopsi oleh Batik Air Malaysia adalah kerjasama interline, yang memungkinkan ekspansi jaringan tanpa perlu menambah armada. Penelitian ini menganalisis dampak kerjasama interline terhadap efisiensi operasional Batik Air Malaysia, dengan fokus pada pengurangan biaya tetap, optimalisasi pemanfaatan armada, dan perluasan jaringan rute tanpa investasi besar dalam armada baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur kepada para profesional yang terlibat dalam operasional Batik Air Malaysia, serta analisis data tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kerjasama interline memberikan penghematan biaya dan memperluas jangkauan layanan, efisiensi operasional yang diharapkan tidak sepenuhnya tercapai karena beberapa tantangan, termasuk ketidaksesuaian sistem teknologi antar maskapai dan ketidaksesuaian antara permintaan pasar dengan rute yang diperluas. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya integrasi sistem teknologi untuk meningkatkan koordinasi operasional dan menciptakan efisiensi lebih lanjut dalam model interline. Secara keseluruhan, meskipun kerja sama interline memberikan beberapa manfaat, keberhasilan jangka panjang bergantung pada keselarasan teknologi dan responsif terhadap dinamika pasar yang terus berkembang.
Kata Kunci: Kerjasama Interline, Efisiensi Operasional, Batik Air Malaysia, Teknologi Digital, Maskapai Penerbangan