Perkembangan financial technology (fintech) telah memudahkan proses transaksi keuangan digital, termasuk melalui penggunaan e-wallet. Salah satu platform yang banyak digunakan di Indonesia adalah LinkAja. Namun, adopsi teknologi ini tidak lepas dari tantangan technostress yang dirasakan pengguna, khususnya oleh Generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh technostress terhadap adopsi fintech LinkAja dengan mengintegrasikan Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Behavioral Intention (BIN), Attitude Toward Fintech (ATW), Perceived Ease of Use (PEU), Perceived Usefulness (PUS), Subjective Norm (SBN), Perceived Behavioral Control (PBC), serta tiga pemicu technostress, yaitu Accessibility (ACC), Security (SCR), dan Customer Support (CST). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik Structural Equation Modeling–Partial Least Square (SEM-PLS) dan diolah menggunakan R Programming melalui package SEMinR. Sampel terdiri dari 427 responden Gen Z di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh hipotesis dalam model dinyatakan diterima dan signifikan secara statistik. Baik faktor internal (PUS, PEU, ATW, BIN, SBN, PBC) maupun faktor eksternal (ACC, SCR, CST) berkontribusi dalam membentuk intensi perilaku penggunaan LinkAja pada Generasi Z. Penelitian ini menegaskan pentingnya mengelola faktor-faktor penyebab technostress agar tidak menghambat adopsi layanan fintech.