Perkembangan industri makanan cepat saji, terutama McDonald’s di Kota Bandung, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan akibat penggunaan kemasan plastik dan limbah produksi. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu keberlanjutan, perusahaan mulai mengadopsi praktik Green Supply Chain Management (GSCM) untuk mengurangi dampak negatif tersebut. GSCM tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan tetapi juga pada kinerja ekonomi dan sosial, yang tercermin dalam konsep Triple Bottom Line (TBL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan GSCM terhadap TBL pada McDonald’s di Kota Bandung, mengingat masih terbatasnya studi serupa di Indonesia, khususnya di sektor makanan cepat saji. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menguji pengaruh positif GSCM terhadap TBL, 2) mengetahui kekuatan pengaruh budaya organisasi dalam memperkuat hubungan GSCM dan TBL secara empiris 3) mengetahui kekuatan pengaruh ukuran organisasi dalam memperkuat hubungan GSCM dan TBL secara empiris. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai manfaat integrasi GSCM dalam operasional perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap 184 karyawan McDonald’s di Kota Bandung yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan skala ordinal dan dianalisis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menguji validitas, reliabilitas, serta hubungan antar variabel. Variabel penelitian meliputi GSCM (dimensi internal management, green design, green production), TBL (kinerja ekonomi, sosial, lingkungan), ukuran organisasi, dan budaya organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: GSCM berpengaruh positif signifikan terhadap TBL. Temuan ini sejalan dengan upaya McDonald’s dalam menerapkan kebijakan ramah lingkungan, seperti pengurangan limbah plastik dan penggunaan bahan daur ulang, yang terbukti mendukung keberlanjutan bisnis. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis bagi pelaku bisnis untuk mengoptimalkan strategi GSCM guna mencapai keberlanjutan, serta kontribusi akademis dengan memperkaya literasi tentang GSCM di industri makanan cepat saji. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas sampel ke wilayah geografis yang lebih beragam dan mengeksplorasi variabel mediasi seperti inovasi teknologi untuk memperdalam analisis. Selain itu, perusahaan disarankan untuk meningkatkan sosialisasi program hijau kepada konsumen guna memperkuat citra merek.
Kata kunci: Green Supply Chain Management, Triple Bottom Line, Ukuran Organisasi, Budaya Organisasi